Menjadikan perpustakaan tempat rekreasi sebenarnya bukan ide atau terobosan baru lagi, hal ini sesuai dengan fungsi perpustakaan yang tertuang pada undang – undang no. 43 tahun 2007 pasal 3 yaitu Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi. Dari lima fungsi tersebut, fungsi rekreasi mungkin belum begitu familier serta terkesan aneh bagi sebagian khalayak umum atau masyarakat, dan fungsi tersebut oleh sebagian perpustakaan masih terabaikan. Secara umum perpustakaan memang bukan tempat rekreasi atau untuk bersenang – senang, perpustakaan identik dengan tempat belajar atau pendidikan non formal dengan sistem yang kaku, hening dan prosedural. Selain itu image yang terlanjur melekat pada masyarakat kita bahwa perpustakaan adalah sebagai ruang atau sarana keilmuan yang serius dan berat. Hal itu memang terasa sekali apabila kita berkunjung di perpustakaan sekolah, perpustakaan milik pemerintahan maupun perpustakaan umum, apalagi perpustakaan perguruan tinggi yang sangat terasa sekali suasana akademisnya.
Mengenalkan dan memfungsikan perpustakaan menjadi tempat rekreasi bagi khalayak umum memang tidaklah mudah, Pembenahan, perbaikan – perbaikan dan penciptaan suasana sehingga mampu menjadikan perpustakaan tujuan rekreasi dan belajar memang perlu dilakukan guna untuk meningkatkan dan mewujudkan peran perpustakaan serta memfungsikan perpustakaan sebagaimana mestinya. Kemudian bagaimana menjadikan perpustakaan sebagai sarana rekreasi yang sangat bertolak belakang dengan sifat rekreasi itu sendiri. Secara harfiah rekreasi merupakan kegiatan ringan, bebas, menghibur , bersenang – senang, sedangkan tujuan rekreasi adalah menghilangkan stress, kepenatan, kejenuhan dari rutinitas kehidupan sehari – hari. Tidak heran, pantai, mall, pegunungan atau daerah – daerah terpencil menjadi tujuan utama rekreasi untuk memanjakan diri, mencari hiburan, yang memang seringkali tidak di temukan dalam rutinitas kehidupan kita. Dari sekian banyak tempat rekreasi perpustakaan tidak pernah menjadi alternatif atau pilihan bagi masyarakat kita. Bahkan mungkin terbesit sekali dalam pikiran pun tidak pernah. Padahal tempat di manapun kita berada dapat digunakan sebagai rekreasi kalau itu memang mampu memberi kesenangan, hiburan, dan menghilangkan penat. Menawarkan perpustakaan menjadi tujuan rekreasi sebenarnya perlu keberanian tersendiri karena di sini perpustakaan dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif sehingga menjadikan perpustakaan mungkin lebih menyenangkan.
Adapun beberapa hal yang mungkin bisa di lakukan untuk menjadikan perpustakaan sebagai tujuan rekreasi antara lain :
1. Lay out atau tata ruang
Hampir semua perpustakaan rata - rata memiliki tata ruang yang standar dan hampir sama yaitu meja, kursi dan rak yang berderet – deret sehingga terkesan kaku, formal, prosedural serta membosankan. Penataan ruangyangdi buat menarik menjadi lebih cerah, ceria,luwes, fleksibel, dengan tempat duduk lesehan dan adanya ruang santai bisa dihadirkan pada suasana perpustakaan.Lay out secara keseluruhan yang bagus dan ramah tanpa mengesampingkan arti perpustakaan sendiri sebagai ruang informasi dan studi diharapkan mampu mengubah image tentang keberadaan perpustakaan dan menjadi daya tarik bagi pengunjung perpustakaan.
2. Panorama
Panorama atau pemandangan bisa dihadirkan di ruang perpustakaan guna mengurangi kejenuhan setelah membaca.Dibutuhkansesuatu yang bisa mengalihan perhatian sejenak untuk membuat diri segar kembali, seperti pemandangan alam, lukisan – lukisan bersejarah, aquarium, tanaman hidup danmasih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk menjadikan perpustakaan lebih menarik.
3. SDM
Kemampuan SDM yang bagus menjadi salah satu faktorpendukung untuk menjadikan perpustakaan tempat rekreasi dan belajar. Dengan orang – orang yang bekerja dan berkecimpungdi dunia perpustakaan seharusnya mampu berfungsi sebagai guide yang memandu,membimbing danpemberi informasi yang handal untuk pemustaka ( pengguna perpustakaan ). Pintar, smart, ramah dan sabarjuga kemampuan yang seharusnya di miliki orang – orang yang berada pada layanan publik sepertiperpustakaan.
4. Suasana
Nyaman, santai, kekeluargaan dan rasa aman merupakan suasanayang di butuhkan setiap manusia,dan perpustakaan seharusnya mampu membangun suasana tersebut sehingga pemustaka mau berkunjungdan betah.
5. Sarana dan Fasilitas
Sarana atau fasilitasmerupakan faktor pendukung utama bagi perpustakaan dalam menjalankan peran sesuai fungsinya. Sarana dan fasilitas yang memadai akan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap kemudahan dan kelancaran proses kegiatan di perpustakaan. Adanyafoto copy,kafe, toliet, tempat ibadah serta ruangan yangnyaman, dan informasi – informasi ilmiah, religi serta informasi yang ringan atau hiburan dalam bentuk pustaka maupun digital, dan sarana prasarana lain yang dibutuhkan guna mendukung kelancaran perpustakaan.
6. Pengadaan Kegiatan
Menarik minat khalayak untuk mendatangi perpustakaan memang tidak mudah dan ini membutuhkan proses, tidak hanya sekedar memberikan ruang dan sarana yang bagus saja akan tetapi juga memberikan motivasi atau stimulus untuk menarik minat khalayak. Dengan mengadakan kegiatan yang diharapkan akan mampu menyedot perhatian mereka, seperti kegiatan bedah buku, talkshow, seminar, pameran, pemutaran film atau kegiatan – kegiatan lain yang bisa melibatkan pemustaka dan dapat di nikmati khalayak ramai merupakan alternatif yang bisa ditawarkan untuk menggairahkan perpustakaan,hal itu memungkinkan perpustakaan menjadi alternatif tempat rekreasi yang menarik untuk dikunjungi.
Beberapa hal diatas mungkin diharapkan mampu menjadikan daya tarik bagi masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, dan menjadikan perpustakaan sebagai wahana edukasi yang tidak membosankan. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi perpustakaan sebagai sarana rekreasi merupahkan salah satu cara yang diharapkan mampu mendekatkan perpustakaan dengan masyarakat atau khalayak umum. Sesuai dengan sifat rekreasi sendiri yang ringan akan menjadikan pendekatan sangat efektif dan dirasa mengenai sasaran. Bagi perpustakaan menciptakan hal – hal menyenangkan tanpa meninggalkan esensi perpustakaan itu sendiri tentu tidaklah mudah, karena pada dasarnya awal pendirian perpustakaan bukan sebagai tempat rekreasi akan tetapi sebagai penyimpanan atau ruang arsip bagi dokumen – dokumen atau pustaka. Namun seiring perkembangan waktu, fungsi perpustakaan mengalami pelebaran, hal ini di sesuaikan dengan kebutuhan. ( umi perpust )