Web Analytics
Perpustakaan UMM | Article
  • icon
  • icon
icon

Butuh Bantuan? hubungi kami via WhatsApp

+62 821 4377 7735

Artikel

Blog Details

Rindu

    1 Desember 1938, sebuah kapal besar merapat di pelabuhan Makassar. Siapa yang tidak kenal dengan kapal ini? Kapal besar yang sangat dinanti-nanti oleh semua orang di Indonesia untuk melaksanakan perjalanan Haji, Blitar Holand. Meskipun masih dalam keadaan penjajahan, rakyat tetap melakukan perjalanan haji, tetapi penuh dengan pengawasan dari penjajah Belanda.
    Kapal ini mengankut banyak orang dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Mulai dari Kapten, para awak kapalnya, hingga para penumpang yang berada di dalamnya. Kapten Phillips, Ambo Uleng, Daeng Andipati, Gurutta, Sergeant Lucas, Ruben, Chef Lars, dan banyak penumpang lainnya.
    Walaupun seorang non pribumi, Kapten Phillips, Ruben, dan Chef Lars merupakan orang yang bijaksana memperlakukan sama rata semua orang yang berada di dalam kapal tersebut. Bagi mereka semua orang yang berada di kapal itu mempunyai hak yang sama. Akan tetapi, berbeda dengan orang-orang baik tersebut, Sergeant Lucas merupakan urusan militer belanda yang ditugaskan untuk mengawasi kapal ini jikalau terjadi suatu pemberontakan yang menuntut kemerdekaan dari para pribumi yang ada di kapal ini.
Sergeant Lucas tampak sangat arogan dan sok berkuasa karena tak ada yang menandingi kekuasaannya di kapal ini. Hal ini terlihat mulai saat Gurutta, seorang ulama yang sangat tersohor saat akan naik ke kapal. Gurutta mengalami kesulitan yang ditimbulkan oleh sergeant Lucas beserta para anak buahnya. Dengan surat pengantar dari Gubernur Jendral De Jonge di Batavia, Sergeant tidak punya pilihan lain selain meloloskan Gurutta untuk ikut dalam kapal ini.
Selain itu seorang awak kapal yang sangat pendiam bernama Ambo Uleng sedang melarikan diri dari masalah hidupnya. Dia berhenti dari pekerjaanya di kapal Phinisi dan melamar pekerjaan di Kapal Blitar Holland ini. Kemudian, oleh Kapten Phillips, Ambo ditempatkan di bagian dapur kapal.
Salah satu orang yang sangat dekat dengan Gurutta di kapal ini yaitu Daeng Andipati. Daeng Andipati merupakan seorang pengusaha yang terkenal dan disegani. Daeng sering diminta terlibat dalam pertemuan mediasi untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Dalam kapal ini, terjadi berbagai peristiwa heroik. Mulai dari penyerangan pejuang di Surabaya saat kapal ini berlabuh, kerusakan mesin kapal yang menyebabkan kapal ini harus terombang-ambing di lautan dalam keadaan mesin mati, hingga pembajakan kapal yang dilakukan oleh pembajak Somalia.
    Akankah para penumpang kapal akan selamat hingga Pelabuhan Jeddah? Apakah masa lalu yang dimiliki oleh masing-masing penumpang akan berdampak baik pada keikhlasan hati dalam merengkuh semua kesedihan-kesedihan itu?
    Ini adalah kisah tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Tentang lima kisah dalam perjalanan panjang kerinduan.