Sportif kata yang biasa kita dengar dalam kehidupan sehari – hari namun belum tentu biasa kita lakukan, karena tindakan sportif adalah tindakan berdamai dengan diri sendiri artinya kita harus mengakui dan menerima kekurangan, kelemahan dan kekalahan pada diri sendiri yang kadang – kadang melukai harga diri. Kata sportif juga sering digunakan sebagai ungkapan ketika terjadi ketidak adilan, kecurangan, keculasan pada suatu pertandingan atau permainan. Secara umum sportif merupakan tindakan fairplay atau sikap jujur,adil dalam menempatkan segala sesuatunya sesuai dengan hak dan aturan main yang ada.
Tindakan sportif merupakan bentuk kematangan dalam pengendalian diri ketika kita tidak menerima sesuatu sesuai dengan harapan dan keinginan kita, bukan berarti itu tanda pasrah dan putus asa akan tetapi dalam jiwa sportif ada tindakan untuk bangkit dan berusaha kembali. Jiwa sportif mampu berperan untuk menjadi penengah guna meredam ego dan emosi. Pada diri manusia nafsu dan ego lebih cenderung mendominasi sehingga terkadang akal pikiran di kalahkan dan nurani terabaikan, sehingga sikap dan perilaku cenderung merugikan diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian tidak selamanya ego dan nafsu hanya mengarah pada tindakan negatif. Nafsu dan ego adalah sifat manusia yang dinamis yang selalu menginginkan perubahan, tantangan dan kemenangan, namun demikian untuk meredam ego dan nafsu supaya tidak terlalu mendominasi diri selain nurani maka perlunya pengendalian diri yaitu dengan sikap sportif agar mampu bersikap waras dan mawas.
Dalam kehidupan nyata sportif tidak hanya kita lakukan ketika kita sedang dalam sebuah pertandingan atau perlombaan saja akan tetapi dalam keseharian sikap tersebut dapat kita terapkan. Dalam Islam jiwa sportif sebenarnya sudah ada pada tata cara kehidupan yang selama ini kita jalani seperti bagaimana menghargai dan menghormati perbedaan – perbedaan yang ada dalam kehidupan baik itu perbedaan agama, suku, ras, jenis kelamin, strata sosial dan yang lainnya. Bagaimana kita bersikap pada musuh, teman,lawan jenis, orang tua dan orang di bawah atau di atas usia kita. Masih banyak contoh – contoh lain dalam bersikap sportif yang tidak hanya tentang kemenangan dan kekalahan, akan tetapi juga penghargaan pada orang lain.
Memupuk jiwa sportif memang harus di mulai sejak dini yaitu pada masa kanak – kanak di awali dari lingkungan keluarga, dengan pembekalan agama yang kuat dan pendidikan karakter bagi anak akan membentuk pribadi – pribadi yang kuat pula. Diharapkan dengan ada pembekalan dari keluarga maka anak akan siap beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan – lingkungan sosial lainnya. Dengan adanya jiwa – jiwa sportif yang ada di masyarakat maka kita yakin kerukunan, toleransi, kedamaian di dalam kehidupan akan tercipta. Marilah awal tahun kita mulai dengan yang baik dan di mulai dari diri sendiri.